Rabu, 13 Juli 2016

MAKALAH RANGKA TUBUH MANUSIA

Edit Posted by with No comments
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Rangka Tubuh Manusia
Tubuh dapat berdiri tegak karena ditunjang oleh rangka. Karena letaknya di dalam tubuh maka disebut rangka dalam (endoskeleton). Pada hewan berbuku-buku seperti serangga, udang, dan kepiting, rangka terletak di luar tubuh sehingga disebut rangka luar (eksoskeleton) yang wujudnya berupa kulit yang mengeras.
Rangka tubuh manusia disusun oleh tiga jenis jaringan, yaitu jaringan tulang keras, jaringan tulang rawan, dan jaringan ikat sendi (ligamen). Tulang penyusun rangka kurang lebih berjumlah 206. Jumlah yang pasti ditentukan oleh umur. Rangka bayi yang baru lahir dibentuk oleh 250 buah tulang. Kemudian dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh menjadi satu. Tulang merupakan jaringan yang hidup. Ia dapat tumbuh dan memerlukan makanan. Penyusunnya terdiri dari sel-sel tulang, zat kapur (kalsium), fosfor, dan zat perekat (collagen).
Pada tulang keras (biasanya disebut tulang saja), terdapat lebih banyak zat kapur karena itu bersifat keras. Sedangkan tulang rawan, mengandung lebih banyak zat perekat sehingga lebih lentur. Tulang rawan, banyak tumbuh menjadi tulang. Pada orang dewasa, tulang rawan ditemukan pada cuping hidung, daung telinga dan sambungan antara tulang dada dengan tulang rusuk. Tulang rawan tidak dilalui oleh pembuluh darah
Ikat sendi merupakan suatu jaringan yang kuat tapi lentur. Fungsinya menghubungkan tulang yang satu dengan tulang  yang lain.

1. Guna Rangka
Secara umum rangka berguna untuk :
a.       Untuk menegakkan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
b.      Melindungi jaringan lunak yang mudah rusak, misalnya jantung, otak, hati, paru dan jaringan saraf tulang belakang.
c.       Tempat melekatnya otot-otot rangka.
d.      Tempat pembentukan sel-sel darah merah, keping darah dan sel darah putih.
e.       Bersama-sama dengan otot merupakan alat gerak. Rangka disebut alat gerak pasif sedangkan otot disebut alat gerak aktif.
f.       Tempat menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfor.

2. Susunan Rangka Tubuh Manusia
Tulang penyusun rangka tubuh dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok tulang penyusun rangka kepala (tengkorak), kelompok tulang penyusun rangka badan dan kelompok tulang penyusun rangka anggota gerak (tangan dan kaki).
a.       Rangka Kepala
Rangka kepala dapat dibagi menjadi tulang tengkorak (cranial) yang melindungi otak dan tulang wajah (fasial). Tulang tengkorak tersusun dari 8 tulang yang kuat dan rata dengan sisi berbentuk zig-zag. Tulang-tulang yang dimaksud adalah :
1)      Tulang dahi (frontal)                                  (1buah)
2)      Tulang ubun-ubun  (pariental)                   (2 buah)
3)      Tulang tengkorak belakang (occipital)       (1 buah)
4)      Tulang baji (sphensid)                                (2 buah)          
5)      Tulang pelipis (temporal)                            (2 buah)
Ketika dilahirkan tulang-tulang ini tidak menyatu sehingga kepala sedikit lentur dan dapat melewati saluran lahir Ibu dengan lebih mudah. Tulang-tulang itu disatukan oleh lapisan jaringan ikat yang disebut jaringan jahit (sutura), yang secara berangsur-angsur berubah menjadi tulang. Daerah tempat bersatunya disebut sendi tetap.
Tulang wajah tersusun dari 14 tulang, yaitu sebagai berikut:
1)      Tulang rahang atas (maxilla)                                               (2 buah)
2)      Tulang rahang bawah (mandibula)                                     (2 buah)
3)      Tulang pipi dengan lengkung pipi (zyapromaties)              (2 buah)
4)      Tulang langit-langit (palatun)                                             (2 buah)
5)      Tulang hidung (nasal)                                                         (2 buah)
6)      Tulang air mata (laerimal)                                                   (2 buah)
7)      Tulang mata bajak                                                              (1 buah)
8)      Tulang lidah                                                                        (1 buah)
Tulang rahang  atas maupun rahang bawah ditumbuhi gigi. Dua tulang rahang atas membentuk langit-langit, dasar lubang mata, dan rongga hidung. Tulang rahang bawah terbagi dua ketika lahir dan menyatu setelah kira-kira satu tahun. Tulang ini merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak bebas. Gunanya untuk menggigit dan mengunyah makanan. Gerakannya naik turun dan bergeser kedua sisi.

b.      Rangka Badan
Rangka badan berfungsi sebagai pelindung organ-organ tubuh yang terletak dalam rongga badan, misalnya jantung dan paru. Rangka badan tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, gelang bahu, dan gelang pinggul.
Tulang belakang merupakan sumbu dari badan dan berhubungan dengan tengkorak. Tulang ini sering disebut tulang punggung (vertebral column) atau tulang pendukung pusat tubuh (spiral column). Jumlah tulang belakang ada 33 yang disebut ruas tulang punggung (vertebra), yang terbagi menjadi :
1)      Tulang leher (7 ruas), ruas yang pertama disebut tulang atlas, tulang ini berbentuk khusus sehingga sesuai untuk perputaran kepala. Tulang yang kedua disebut tulang pemutar.
2)      Tulang punggung (12 ruas), ruas-ruas tulang punggung lebih kecil dan sulit digerakkan. Pada masing-masing ruasnya melekat tulang rusuk.
3)      Tulang pinggang (5 ruas)
4)      Tulang kelangkang (5 ruas)
5)      Tulang ekor (4 ruas)
Masing-masing ruas tulang belakang terbuat dari tulang spons yang berisi sumsum tulang merah dan dikelilingi lapisan tulang kompak yang tipis. Tonjolan tulang menghubungkan ruas yang satu dengan ruas lainnya dan ditahan di tempat oleh otot, tendon, dan ligamen. Di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat suatu jaringan tulang rawan yang keras dan lentur. Keseluruhan tulang belakang melengkung seperti huruf S. Tulang belakang sangat kuat sehingga dapat menegakkan tubuh dan menopang kepala yang berat, pada saat yang sama cukup lentur untuk membungkuk dan meliuk.
Tulang dada bentuknya pipih agak lebar, panjangnya kira-kira 15 sampai 20 cm, pada bagian bawah agak mengecil. Tulang ini berhubungan denga tulang selangka dan tulang rusuk. Tulang dada dapat dibedakan menjadi :
1)      Tulang hulu (manubrium);
2)      Tulang badan (corpus); dan
3)      Pedang-pedangan (tonjolan xiphoid).
Tulang rusuk berbentuk pipih panjang dan membentuk sangkar. Jumlahnya 12 pasang. Tulang ini bergabung dengan ruas tulang punggung, lalu melengkung ke luar dan melingkar ke tubuh bagian depan. Tulang rusuk dapa dirinci sebagai berikut :
1)      Tulang rusuk sejati (7 pasang), tulang rusuk ini disatukan ke tulang dada oleh tulang rawan;
2)      Tulang rusuk palsu (3 pasang), tiga pasang tulang rusuk tidak langsung dihubungkan ke tulang dada tetapi terlebih dahulu disatukan ileh tulang rawan;
3)      Tulang rusuk melayang (2 pasang), dinamai demikian karena kedua pasang tulang rusuk ini tidak dihubungkan dengan tulang dada atau tulang rusuk yang lain.
Tulang gelang bahu merupakan tempat persendian dengan bahu (lengan atas) yang terdiri dari :
1)      Tulang selangka atau clavicula       (2 buah), bentuknya seperti huruf S
2)      Tulang belikat atau scapula            (2 buah), berupa tulang pipih yang mempunyai tonjolan sehingga disebut tulang paruh gagak.
Tulang gelang panggul, merupakan tempat persendian dengan tulang paha. Tulang gelang panggul dapat dirinci sebagai berikut :
1)      Tulang usus                         (2 buah)
2)      Tulang duduk                     (2 buah)
3)      Tulang kemaluan                (2 buah)
                                            
c.       Rangka Anggota Gerak
Tulang anggota gerak berupa tulang pipa dan tulang pendek yang berhubungan satu sama lainnya dengan perantaraan persendian. Fungsi utamanya untuk bergerak sehingga diberi nama tulang anggota gerak.
Rangka anggota gerak, dapat dirinci menjadi rangka anggota gerak atas dan rangka anggota gerak bawah. Rangka anggota gerak atas terdiri dari :
1)      Tulang lengan atas                          (2 buah)
2)      Tulang hasta                                   (2 buah), searah dengan kelingking
3)      tulang pengumpil                            (2 buah), searah dengan ibu jari
4)      tulang pergelangan tangan              (16 buah), masing-masing tangan 8      buah
5)      tulang telapak tangan                     (10 buah), masing-masing tangan 5 buah
6)      tulang jari                                        (28 buah), masing-masing jari 3 ruas kecuali ibu jari 2 ruas.
Rangka anggota gerak bawah terdiri atas :
1)      tulang paha                                     (2 buah)
2)      tulang betis                                     (2 buah)
3)      tulang kering                                   (2 buah)
4)      tulang tempurung lutut                   (2 buah)
5)      tulang pergelangan kaki                  (14 buah), yang terbesar tulang tumit
6)      tulang telapak kaki                         ( 10 buah)
7)      tulang jari kaki                                ( 28 buah), seperti halnya ibu jari tangan, ibu jari kaki hanya memiliki 2 ruas, sedangkan jari yang lainnya 3 ruas.
3. Bentuk dan Struktur Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel hidup yang mendapatkan makanan dari pembuluh darah. Hal ini menyebabkan tulang dapat terus tumbuh sampai mencapai ketinggian yang maksimal. Dan memungkinkan juga untuk diperbaiki apabila rusak atau patah.
Beberapa tulang berisi substansi yang disebut sumsum tulang, di dalam sumsum inilah sel darah merah dan sel darah putih dibentuk. Selain itu, mineral, fosfor dan kalsium juga disimpan dalam tulang dan dapat diambil apabila tubuh memerlukannya.
a.       Bentuk Tulang
Tulang mulai berkembang dalam janin selama minggu pertama masa kehamilan. Pada awalnya, sebagian besar tulang merupakan tulang rawan. Ketika bayi tumbuh, tulang rawan secara berangsur-angsur diganti dengan jaringan ikat yang mengeras dan akhirnya menjadi tulang. Proses yang disebut osifikasi  ini terus berkembang sampai kira-kira umur 20 tahun. Tengkorak dan tulang rahang tidak berkembang dari tulang rawan, tetapi dari osifikasi jaringan lunak.
    Seorang bayi yang baru lahir memiliki lebih banyak tulang dari pada orang dewasa. Beberapa tulang kemudian akan menyatu ketika ia tumbuh. Tulang bayi lentur dan lunak, tetapi akan menjadi lebih kuat dan lebih keras apabila serat di dalamnya telah dikelilingi endapan kalsium yang keras. Pertumbuhan tulang terjadi di sekitar tulang rawan yang bertindak sebagai pusat pembentukan tulang.
Menurut bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1)        Tulang pipa, bentuknya seperti pipa dan di dalamnya berisi sumsum kuning. Contohnya, tulang paha, tulang kering, dan tulang lengan atas.
2)        Tulang pipih, bentuknya pipih dan berisi sumusum merah.
Contohnya, tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat dan tulang panggul.
3)        Tulang pendek, bentuknya pendek, di dalamnya berisi sumsum merah.
Contohnya, tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki, ruas-ruas tulang belakang dan tulang-tulang jari tangan atau kaki.
b.      Struktur Tulang
Bagian terluar dari tulang diliputi oleh periosteum, yaitu lapisan jaringan pengikat yang kuat. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan makanan bagi tulang. Jaringan tersebut menyelubungi semua permukaan tulang, kecuali pada bagian tulang rawan yang mengubungkan tulang dengan sendi.
Di bawah periosteum terdapat lapisan jaringan padat disebut tulang kompak. Irisan jaringan ini jika kita amati di bawah mikroskop, akan terlihat banyak kelompok yang terdiri dari lingkaran-lingkaran yang berlapis-lapis. Tiap lapisan-lapisan lingkaran itu mengeliling suatu saluran kecil yang disebut saluran Havers. Saluran ini berisi pembuluh darah dan saraf. Sel-sel tulang (osteosit) melekat dalam kerangka keras yang berupa lingkaran-lingkaran tersebut. Lingkaran tersebut terbuat dari serat kolagen dan di perkuat oleh mineral yang mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Di sebelah dalam dari tulang kompak terdapat lapisan jaringan tulang spons. Pada tulang spons ini terdapat garis tulang (trabecula) yang tersusun untuk menahan berat dan tekanan.
Pada tulang pipa, setelah lapisan jaringan tulang spons terdapat lubang. Walaupun sedikit, lubang ini memengaruhi kekuatannya, serta membuat tulang pipa menjadi lebih ringan. Pada bayi dan anak-anak rongga tulang spons dan lubang pada tulang pipa berisi sumsum merah. Sumsum ini sangat penting, sebab disinilah sel darah merah, keping darah dan sebagian sel darah putih dihasilkan. Sejalan dengan pertambahan usia, sebagian dari sumsum merah tersebut berubah menjadi sumsum lemak kuning. Pada orang dewasa, sumsum merah hanya ditemukan pada ujung atas tulang lengan atas, dan tulang paha atas, bagian tengkorak, ruas tulang belakang, rusuk, tulang dada dan tulang usus. Tubuh kita mengatur produksi sel darah sesuai dengan kebutuhan. Apabila terserang penyakit, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak untuk memeranginya.
                                                   
4. Hubungan Antar Tulang
Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu:
a.               Sinartrosis (sendi mati) adalah  persendian yang tidak dapat digerakkan karena terbentuk dari hubungan antar tulang yang erat, misalnya hubungan antartulang penyusun tengkorak.
b.      Amfiartrosis atau Sinfibrosis (sendi kaku) adalah persendian yang dihubungkan dengan tulang rawan, jaringan ikat serabut dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit gerakkan. Contohnya hubungan antara tulang rusuk dan tulang dada.
c.       Diartrosis (sendi gerak) persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa. Misalnya sendi pada lutut dan siku.
Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan. Berdasarkan arah gerak yang ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sendi, yaitu:
a.       Sendi putar (sendi guling), tulang yang satu memutari tulang yang lain sebagai poros. Misalnya, tulang pengumpil dengan tulang hasta, tualng atlas (tulang penyangga tengkorak) dengan tulang pemutar.
b.      Sendi engsel, gerakannya hanya ke satu arah, seperti gerakan pintu atau jendela. Misalnya, ruas-ruas jari, siku, dan lutut.
c.       Sendi peluru, ujung tulang yang satu berbentuk bonggol dan ujung tulang yang lain berbentuk lekukan yang sesuai dengan ukurannya, gerakannya dapat ke segala arah. Misalnya, tulang paha dengan gelang panggul.
d.      Sendi pelana , gerakan kedua arah, seperti orang naik kuda di atas pelana. Permukaan tulang-tulang saling bergerak berbentuk datar. Misalnya sendi antara tulang telapak tangan dengan tulang pergelangan tangan.
e.       Sendi geser, persendian yang memungkinkan pergeseran antar tulang. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid. Contohnya pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
                                                                          
5. Gangguan atau Kelainan Pada Tulang
a.    Gangguan Mekanis
Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi akbibat jatuh atau benturan dengan benda keras (pukulan). Gangguan ini dapat menyebabkan hal-hal berikut.
1)        Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki karena periosteum akan membentuk kalus (sambungan).
2)        Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pipa. Apabila tulang yang patah sampai keluar kulit disebut patah tulang terbuka, sedangkan jika tidak sampai keluar kulit disebut patah tulang tertutup.
3)        Memar sendi, apabila selaput sendi mengalami robek.
4)        urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti lepasnya ujung tulang dari persendian.

b.    Gangguan Fisiologis
Gangguan ini mengakibatkan kelainan di antaranya berupa.
1)        Hidrocepahlus yaitu suatu kelainan yang ditandai pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga dalam otak sehingga kepala membesar disebut juga megalochepalus.
2)        Mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak akibat kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi.
3)        Osteoporosis yaitu pengeroposan tulang yang terjadi karena kekurangan hormon atau kalsium sehingga tulang mudah patah atau rapuh.
4)        Rakhitis yaitu gangguan tulang karena kekurangan vitamin D. Biasanya terjadi pada anak-anak dalam masa pertumbuhan. Akibatnya pertumbuhan tulang terganggu sehingga bentuk kaki membelok keluar (berbentuk huruf X) atau membengkok ke dalam ( berbentuk huruf O).
    
c.    Kesalahan Sikap
Kesalahan sikap (misal sikap duduk) dapat mengakibatkan beberapa kelainan.
1)        Lordosis yaitu jika bagian leher dan panggul terlalu membengkok ke depan.
2)        Kifosis yaitu jika bagian punggung terlalu membengkok ke belakang.
3)        Skoliosis yaitu jika bagian punggung membengkok ke kanan atau ke kiri.

d.   Gangguan Pesendian
1)        Persendian dapat mengalami beberapa kelainan atau gangguan, di antaranya sebagai berikut.
2)        Ankilosis yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan seolah-olah kedua tulang menyatu.
3)        Dislokasi yaitu sendi bergeser dari kedudukan semula.
4)        Terkilir atau keseleo yaitu tertariknya ligamen akibat gerak yang mendadak.
5)        Artritis yaitu peradangan pada satu atau beberapa sendi dan kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan. Artritis dibedakan sebagai berikut:
a)    Gout artritis yaitu  gangguan persendian akibat kegagalan metabolisme asam urat. Asam urat yang tinggi dalam  darah diangkut  dan  ditimbudalam sendi  yang  kecilbiasanya pada jari-jari tangan. Akibatnya  ujung-ujung  ruas  jari tangan membesar.
b)   Osteoartritis yaitu  suatu penyakit  kemunduran, sendi tulang rawan menipis dan mengalami degenerasi. Biasa  terjadi karena usia  tua.
c)    Reumathoid yaitu suatu penyakit kronis yang terjadi pada jaringan     penghubun sendi Sendi membengkak dan  terjadkekejangan pada otot penggeraknya.

e.    Infeksi Sendi
Kelainan tulang akibat infeksi antara lain sebagai berikut.
1)        Artritis eksudatif yaitu  peradangan pada sendi  dan terisi cairan  nanah.
2)        Artritis sika yaitu peradangan sendi  sehingga rongga sendi  menjadi  kering (kekurangan minyak sinoval).
3)        Layuh sendi atau layuh semu yaitu suatu keadaan tidak bertenaga pada persendian akibat rusaknya cakraepifisis tulang  anggota gerak.
4)        Nekrosis yaitu  kerusakan pada cakraepifisis tulang hingga  sebagian tulang  mati dan  mengering.
Kuman sifilis dan TBC juga dapat menyebabkan infeksi sendi.
 Tulang yang menyusun rangka terbuat dari sel-sel yang berisi pembuluh darah dan saraf, dapat tumbuh dan memperbaiki strukturnya sendiri. Dasar sel jaringan tulang kompak saling berhubungan dan berubah menjadi tulang ketika terisi garam kalsium. Sel-sel itu tersusun dalam suatu pola yang terpusat pada saluran yang melewatkan pembuluh darah dan saraf. Sebagian besar jaringan tulang tersusun dari perpaduan serat kolagen dan mineral. Kolagen memberikan kekuatan dan kelenturan, sedangkan mineral dapat mengeraskan, tetapi bisa juga menjadi penyebab patahnya tulang.
B.     Rangka Hewan
Sebagian besar hewan memiliki rangka (skeleton) yang sangat kokoh , yang memberikan sokongan bagi tubuh serta berperan dalam pergerakan. Secara umum rangka pada hewan dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu rangka dalam (endoskeleton) dan rangka luar (eksoskeleton).
Rangka dalam dijumpai pada hewan-hewan tingkat tinggi misalnya pada hewan-hewan golongan vertebrata seperti Mammalia (hewan menyusui), Aves (burung), Reptil (binatang melata), Amfibi(katak), dan Pisces (ikan). Fungsi rangka pada vertebrata ini sama halnya dengan fungsi rangka pada manusia, yaitu pelindung bagi organ tubuh yang lunak, alat gerak pasif, tempat melekatkan otot, pemberi bentuk tubuh, tempat pembuatan sel darah dan sebagai penyokong tubuh.
Rangka luar, umumnya dimiliki oleh kelompok hewan tingkat rendah, misalnya pada invertebrata seperti siput, kerang, udang, kepiting, lipan, serangga, dan yang lainnya. Fungsi rangka pada hewan tingkat rendah ini, hanya sebagai alat pelindung saja. Mungkin anda pernah makan siput atau kerang? anda dapat membayangkan bagaimana jadinya jika kedua hewan ini tidak mempunyai rangka luar, tubuhnya begitu lunak bukan? Rangka luar pada kedua hewan ini dalam kehidupan sehari-hari disebut cangkang.
Kebutuhan rangka pada hewan tidaklah mutlak. Beberapa hewan invertebrata darat dan perairan tidak memiliki rangka, misalnya cacing tanah dan cumi-cumi. Rangka luar dalam pengertian luas dapat berupa suatu cangkang (Cocha, Shell). Rangka luar lain, misalnya pada bunga karang, hewan lunak (Molluska), dan Arthopoda.
Rangka luar, selain berfungsi sebagai pelindung dan pertahanan juga dapat membatasi ukuran tubuh akhir suatu hewan. Hal ini disebabkan oleh otot-otot dalam tubuhnya tidak dapat membesar dan kurang kuat untuk menggerakan kerangkanya. Sebaliknya rangka dalam jauh lebih sedikit fungsinya dalam membatasinya ukuran jauh. Oleh sebab itu beberapa vertebrata dapat mencapai ukuran sangat besar, misalnya pada gajah, badak, kuda nil, dan yang lainnya. 
1.    Rangka Vertebrata
Rangka pada vertebrata merupakan rangka dalam. Jaringan-jaringan penyusun rangka dapat dibedakan menjadi: Jaringan ikat, jaringan rawan, dan jaringan tulang.
Rangka pada vertebrata dibedakan menjadi 3 bagian utama yaitu tengkorak, rangka badan, dan rangka anggota gerak.
a.    Rangka Burung
Rangka burung terdiri atas tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang-tulang dada dan gelang bahu, tulang-tulang gelang panggul, tulang-tulang anggota dan sayap, dan tulang-tulang anggota tubuh belakang.
Sebagian tulang berongga dan ringan, hal ini berguna untuk mengurangi berat, terutama pada burung-burung yang bisa terbang tinggi. Di samping itu. tulang dadanya kuat dan besar, ini berfungsi untuk melekatnya otot-otot yang berfungsi untuk terbang. Tulang dadanya mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut krista sterni (limas tulang dada) dan tiga pasang spina sterni (taju tulang dada).
Krista sterni terletak pada garis tengah, berbentuk pipih, dan tegak lurus pada tulang dada. Tonjolan ini berguna sebagai tempat melekatnya otot-otot terbang. Burung yang tidak dapat terbang tidak mempunyai krista sterni, misalnya pinguin dan burung onta.
b.    Rangka Reptil
Selain memiliki rangka dalam, golongan reptil memiliki penutupan tubuh yang kuat. Yang perlu diingat penutup tubuh tidak sama dengan rangka luar.
Penutup tubuh reptil bermacam-macam ada yang berupa kulit bersisik yang meliputi seluruh tubuh, misalnya pada buaya, kadal, ular dan yang lainnya. Selain itu ada pula yang bagian punggungnya mengalami penandukan hingga merupakan lapisan tebal, atau yang mempunyai penutup tubuh berupa perisai, misalnya pada kura-kura.





c.    Rangka Amfibi
Rangka katak merupakan rangka dalam yang disokong bagian-bagian yang lunak. Susunan rangka ini terdiri atas tengkorak, kerangka tubuh, dan anggota gerak. Fungsi rangka katak seperti vertebrata lain pada umumnya yaitu untuk melindungi bagian tubuh yang lunak, melekatnya otot dan untuk pergerakan.
Pada fase kecebong (berudu) tulang-tulang masih lunak, kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi sambungan antar tulang masih lunak.
d.   Rangka Ikan
Sama seperti vertebrata lain, ikan mempunyai kerangka dalam yang terdiri atas tengkorak, kerangka tubuh, dan anggota gerak. Kerangka tubuh terdiri atas ruas-ruas tulang belakang dan tulang iga. Masing-masing ruas tulang belakang terdiri atas badan ruang, duri otot dan lengkung atas.
e.    Rangka Mamalia
Hewan menyusui (mamalia) mempunyai tubuh yang tertutup oleh rambut dan memiliki alat gerak yang berupa dua pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan sepasang tangan, atau sepasang tungkai depan yang menyerupai sirip. Tengkoraknya terpisah dari tulang belakang dan dihubungkan oleh tulang leher.
2.    Rangka invertebrata
Invertebrata tidak semuanya mempunyai rangka dan yang tidak mempunyai rangka tidak akan dibahas. Rangka pada invertebrata, merupakan rangka luar (eksoskeleton). Rangka luar umumnya berfungsi sebagai alat pelindung dan pertahanan tubuh. Bahkan rangka ada yang terbuat dari kapur, ada juga yang terbuat dari kitin. Bahan kapur sering ditemukan pada golongan moluska, seperti siput, bekicot, kerang, dan yang lainnya. Sedangkan golongan serangga dan udang-udang diselubungi oleh eksoskeleton yang bersendi-sendi, yang terdiri atas, zat kitin. Hanya pada persendian antar segmen baik pada tubuh maupun membran yang bersifat lentur, sedangkan bagian-bagian yang lainnya kaku.
Pada beberapa Arthropoda (binatang berbuku-buku), skeletonnya cukup keras dan tidak dapat membesar. Oleh karenanya hewan ini mengalami ekdisis (pengelupasan kulit) secara berkala untuk memungkinkan terjadinya pertumbuhan. Bagian-bagian tubuhnya segera terjadi ekdisis, sebelum selubung barunya mengeras.
C.    Otot Manusia dan Hewan
Otot sangat bervariasi, ada yang berbentuk lingkaran, pipih, pendek, dan panjang. Ukurannya pun mulai dari yang sangat besar, misalnya otot deltoid yang menggerakkan bahu, sampai yang sangat kecil seperti otot yang menggerakkan mata, panjangnya hanya beberapa milimeter saja.
Untuk mendapatkan gambaran kasar tentang susunan otot, marilah teliti sebentar, katakanlah kaki seekor anak biri-biri, biasanya kerutan daging biri-biri itu berisi beberapa otot, yang satu sama lainnya terpisah-pisah oleh sebuah pelepah yang berwarna keputih-putihan yang disebut jaringan ikat. Terkadang jaringan ikat ini tipis dan longgar, kadang-kadang rapat tebal. Beberapa jaringan ikat membentuk tendon (urat daging), yaitu urat tali yang melekatkan ujung otot ke tulang. Bagian tendon sering terlihat dalam daging. Tidak peduli berapa lama daging ini direbus, tendon memang sukar dikunyah (tidak mudah dikunyah). 
 1. Jenis Otot
Ada tiga macam jaringan otot di dalam tubuh kita, masing-masing memiliki sel-sel yang berlainan, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot Lurik
Otot lurik atau  disebut juga dengan otot rangka karena melekat pada rangka dan berfungsi menggerakkan rangka. Selain dinamakan otot lurik, otot ini sering di sebut otot sadar, otot volunter, atau otot serat lintang. Dinamakan otot sadar atau otot volunter kerena otot rangka dapat dikendalikan oleh otak. Dinamakan otot lurik kerena apabila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya daerah gelap dan terang atau garis melintang.
Otot merupakan suatu jaringan. Sel-sel bergabung menjadi serabut-serabut otot dan serabut- serabut otot berkumpul menjadi satu kesatuan yang disebut berkas otot. Beberapa berkas otot bergabung menjadi berkas otot yang lebih besar. Demikian seterusnya sehingga akhirnya berbentuk satu otot
Biasanya gabungan otot berbentuk kumparan dengan bagian tengahnya menggelembung disebut empaatau ventrikel. Sementara itu, bagian tepi gabungan otot tersebut mengecil disebut urat otot atau tendon.Tendon terbuat dari jaringan ikat yang kuat dan kenyal, berguna untuk melekatkan otot pada tulang. Otot lurik akan bekerja apabila ada perintah dari otak yang disampaikan melalui saraf. Gerakannya cepat menyebabkan gerakan pada tubuh. Kontraksinya cepat, tidak teratur,  dan  mudah lelah.  Otot lurik dapat bergerak karena rangsang berupa panas, dinginarus  listrik, dan  rangsang kimia.

b. Otot Polos
Pada otot polos tidak terlihat satu helai pun garis melintang kerena tidak mempunyai kendali apa pun terhadap gerakan-gerakannya maka otot ini dinamakan otot tak sadar atau otot involunter. Kerja otot ini tidak dipengaruhi oleh kehendak. Gerakannya lamban, berirama dan tidak mudah lelah. Otot polos tetap berkerja meskipun kita sedang tidur. Otot  polos  terdapat pada dinding saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan  pembuluh darah sehingga sering  disebut otot alat-alat dalam.

c. Otot Jantung
Diberi nama otot jantung kerena otot ini hanya terdapat pada jantung. Sel-sel menyerupai otot lurik, tetapi kerjanya seperti otot polos. Otot ini tidak dapat dikendalikan secara sadar, terus berkerja sepanjang waktu dengan gerakan berirama memompakan darah ke seluruh tubuh, lamban  tidak lelah.
2. Cara Kerja Otot Rangka
Otot berkerja dengan jalan berkontraksi. Pada waktu berkontraksi otot menjadi pendek, mengembang dan tegang. Otot rangka hanya dapat berkerja jika mendapat rangsangan dari saraf. Apabila sarafnya rusak otot tidak dapat berkerja. Dalam keadaan tidak berkerja otot mengendur (relaksasi)
Otot dapat menarik, tetapi tidak dapat mendorong. Oleh kerena itu, otot hanya dapat menggerakkan tulang ke satu arah, misalnya membengkokkan atau meluruskan. Untuk mengendalikan tulang ke kedudukan semula, diperlukan kontraksi otot lain yang menarik tulang itu kembali.
Otot dapat membengkokkan disebut otot fleksor dan otot yang meluruskan kembali disebut otot ekstensor. Oleh kerena otot ekstensor dan otot fleksor menarik tulang dengan  cara berlawanan maka kedua otot itu dikatakan berkerja secara antagonis. Contoh otot yang kerjanya antagonis adalah otot bisep dan otot trisep pada lengan atas. Apabila otot bisep berkontraksi, lengan bawah terangkat. Untuk mengembalikan lengan atas pada kedudukan semula, otot trisep berkontraksi. Jadi, otot bisep merupakan otot fleksor dan otot trisep merupakan otot ekstensor.
Ada pula dua otot yang sama-sama berkontraksi atau sama-sama berelaksasi untuk menggerakan tulang. Kedua otot ini berkerja secara sinergi. Dua otot atau lebih yang berkerja bersama-sama disebut otot sinergis. Contohnya, otot pronator yang ada pada lengan bawah. Kedua otot bekerja sama menggerakan lengan bawah memutar sehingga telapak tangan telungkup atau terbuka. Contoh lainnya, otot-otot di antara tulang rusuk.Pada waktu kita bernapas, otot-otot tersebut berkontraksi bersama-sama sehingga tulang rusuk itu terangkat.
Otot-otot tidak dapat berkontraksi secara terus-menerus. Setelah berkontraksi ia perlu beristirahat untuk mendapatkan kesegaran kembali. Apabila dipaksa berkontraksi terus-menerus, akibatnya otot akan menjadi kejang.
Jumlah sel otot di dalam tubuh manusia tetap sama, tetapi olahraga yang teratur dapat menambah besar ukuran tiap sel, otot akan menjadi besar dan kuat. Olahraga yang teratur juga membuat tubuh  efesien dalam menyediakan oksigen dan glukosa bagi otot, paru tumbuh lebih besar dan jantung berdetak lebih kuat. Makanan yang sehat juga membantu pembentukan otot, menu seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak akan menyediakan gizi yang diperlukan tubuh.
3. Energi Untuk Gerakan Otot
Untuk  melakukan suatu aktivitas, otot memerlukan sejumlah energi. Energi diperolehkan dari pembakaran glukosa di dalam  darah. Proses ini disebut metabolisme. Hasil buangan dari proses ini berupa karbondioksida dan air. Ketika otot berkerja perlahan-lahan aliran menyediakan oksigen dan glukosa untuk keperluan itu.
Di saat  berkerja keras atau berolahraga, otot menggunakan energi cukup banyak. Akhirnya bernapas lebih cepat dan jantung berdetak lebih kuat untuk mengirimkan kebutuhan oksigen dan glukosa lebih banyak lagi. Otot yang berkerja akan menghasilkan panas sehingga tubuh akan terasa hangat.
Olahraga yang membutuhkan banyak energi dapat menghabiskan persediaan oksigen. Akibatnya untuk mencukupi kebutuhan energi, otot akan bekerja dengan cara lain, yaitu metabolisme anaerob (tanpa oksigen) untuk membebaskan energi dari glikosa. Glukosa banyak diperoleh dari sel-sel otot sendiri yang disimpan dalam bentuk glikogen. Akan tetapi, metabolisme ini tidak efesien. Selain itu, metabolisme ini akan menghasilkan asam laktat yang dapat menjadi racun bagi otot sehingga otot terasa nyeri dan pegal.

4. Gangguan atau Kelainan Pada Otot
Kelainan otot dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1)        Atrofi  otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2)        Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan  bersifat  kronis pada otot anak-anak.
3)        Hipertrof otot  merupaka kelaina otot    yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering  digunakan, misalnya pada binaragawan.
4)        Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan  menyebabkan usus melorot  masuk ke rongga perut.
5)        Kelelahan otot, karena kontraksi  secara terus-menerus menyebabkan kram atau  kejang.
6)        Tetanus,  merupakan penyakit  yang  menyebabkan otot menjadi  kejang  karena bakteri tetanus.

     

0 komentar:

Posting Komentar